Karangasem – Desa Wisata Tenganan Pegringsingan yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, merupakan salah satu desa wisata yang masih mempertahankan tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal lainnya. Wisatawan yang datang akan disuguhkan berbagai atraksi wisata, mulai dari keliing hutan desa hingga kulineran.
Ketua Pengelola Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, I Putu Wiadnyana, mengatakan, saat datang ke Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, para wisatawan akan dimanjakan dengan kearifan lokal yang masih sangat kental dan jarang ditemukan di tempat lain. Mulai dari berkeliling menelusuri desa dengan melihat berbagai macam aktivitas masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan, salah satunya proses pembuatan kain gringsing. Saat berkeliling para wisatawan dapat sambil melihat-lihat kerajinan tangan milik warga sekitar, yang lumayan banyak dijajakan di sepanjang jalan desa. Wisatawan juga bisa melihat hutan adat, menikmati hamparan sawah dan tanaman indah di sana.
“Selain itu, para wisatawan juga berkesempatan melihat secara langsung proses pembuatan kain gringsing yang merupakan ciri khas dari Desa Tenganan Pegringsingan,” kata Wiadnyana.
Setelah puas jalan-jalan dan mau kulineran, para wisatawan dapat menikmati madu asli, tuak jaka atau aren, dan beberapa jenis jajanan khas Tenganan lainnya. Untuk menikmati kuliner ini, wisatawan harus membeli paket wisata yang di dalamnya sudah termasuk berbagai kuliner yang bisa dipilih.
“Kami punya dua paket di sini, yaitu Paket Wisata Desa dan Paket Tracking. Untuk harga per paket tergantung apa saja yang ingin dinikmati dan berapa jumlah wisatawan itu tidak bisa ditentukan berapa. Tapi kalau para wisatawan hanya sekadar melihat-lihat keliling desa, itu hanya dikenakan tarif secara sukarela semacam donasi, jadi berapa pun yang dibayar wisatawan segitu kami terima,” kata Wiadnyana.
Daya tarik lainnya yang bisa dinikmati wisatawan adalah tradisi mekare-kare atau yang lebih dikenal dengan perang pandan, tapi tradisi ini dilakukan setiap satu tahun sekali atau tepatnya setiap bulan Juni. Para wisatawan dapat melihat tradisi ini secara langsung, bahkan bisa punya kesempatan untuk ikut berpartisipasi sehingga bisa merasakan sensasinya ikut tradisi mekare-kare atau perang pandan.
Sumber: Wisata di Desa Tenganan, Jalan-jalan Keliling Hutan-Kulineran