Tak hanya pariwisatanya, Bali juga dikenal memiliki kebudayaan yang masih kuat hingga sekarang. Masih banyak masyarakat yang mempertahankan tradisi dan memegang teguh adat istiadat. Kebudayaan yang dimaksud seperti dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ialah tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.
Macam-macam Kebudayaan Lokal Bali
Merinci berbagai objek kebudayaan yang disebutkan di atas, berikut adalah 11 macam kebudayaan lokal yang berasal dari Bali beserta penjelasannya.
1. Rumah Adat
Saat berada di Bali, detikers pasti akan melihat banyak bangunan yang khas. Rumah adat ini bisa dilihat, baik di desa maupun kota. Bahkan ada desa yang sekampung memiliki bentuk rumah yang sama. Rumah adat Bali menggunakan filosofi Tri Hita Karana yang artinya harmoni antara manusia dengan manusia, harmoni dengan alam, harmoni dengan Tuhannya.
Orang Bali pun sangat memperhatikan setiap bagian rumah, mulai dari atap yang biasanya berbentuk limasan atau segitiga, bahan baku, struktur, hingga ornamen-ornamen rumah yang khas Bali.Dikutip dari detikTravel, ada 10 rumah adat di Bali, yaitu aling-aling, angkul-angkul, bale manten, bale dauh, bale sekapat, klumpu jineng, pura keluarga, bale gede, pewarengan dan lumbung.
2. Tradisi Lisan
Tradisi lisan ini di antaranya terkait sejarah lisan, dongeng, cerita rakyat. Di Bali, ada beberapa cerita terkenal, antara lain kisah Ni Calon Arang. Kisah ini sebetulnya berasal dari Kediri yang bercerita tentang Ni Calon Arang yang memiliki putri cantik bernama Diah Ratna Mengali.
Calon Arang ini memiliki ilmu hitam dan bisa menjadi leak. Hal ini membuat orang takut melamar anaknya. Calon Arang marah dan menebar penyakit di seluruh tempat.
Cerita lainnya mengenai Kebo Iwa atau yang berarti paman kerbau. Dilansir detikBali dari dongengceritarakyat.com, dia dinamai demikian karena nafsu makannya yang luar biasa sejak bayi. Suatu ketika, warga tidak bisa menyediakan makanan hingga membuat Kebo Iwa marah dan mengancam akan menghancurkan seisi desa.
Warga pun berjanji akan memberikan banyak makanan namun Kebo Iwa harus menggali tanah. Warga terus memberikannya makanan dan Kebo Iwa juga terus menggali tanah hingga sangat luas dan akhirnya memancarkan air. Air itu kemudian memenuhi tanah galian dan menenggelamkan Kebo Iwa. Kisah itulah yang konon menjadi awal mula terbentuknya Danau Batur.
3. Pakaian Adat
Bali juga memiliki pakaian adat yang khas, dilansir Wolipop dari buku ‘Tata Rias Pengantin Bali’ (Gramedia Pustaka Utama, 2020) yang ditulis oleh Dr. Dra. A.A. Ayu Ketut Agung, M.M. dan Ade Aprilia, ada tiga tingkatan pakaian adat Bali beserta tata riasnya untuk pengantin.
Pertama ialah Payas Nista, yakni pakaian adat Bali yang dianggap sederhana, biasanya dipakai kasta terendah (sudra atau jaba). Kedua, Payas Madya, yakni untuk tingkat menengah dengan model lebih mewah. Ketiga, Payas Agung, tampilannya paling mewah dan lengkap. Payas Madya dan Payas Agung bisa digunakan oleh golongan Triwangsa (Brahmana, Ksatrya dan Wesia).
4. Alat Musik Tradisional
Alat musik dari Bali di antaranya ialah seperangkat gamelan yang terdiri dari berbagai alat musik. Jenis gamelan ini pun beragam, misalnya gamelan gong kebyar, gamelan palegongan, angklung, gambang, selonding, ada pula gamelan yang terbuat dari bambu seperti rindik, jegog, dan suling. Selain itu, ada juga gangsa, gender, reong, terompong, gong, kendang dan ceng-ceng.
5. Ritus
Ritus atau upacara adat di Bali ini juga menjadi menjadi daya tarik wisata karena bisa disaksikan masyarakat umum. Dikutip dari detikTravel, satu yang paling terkenal ialah upacara ngaben atau upacara pembakaran jenazah. Kemudian ada melasti atau upacara penyucian diri dengan mendatangi sumber air yang biasanya dilakukan sebelum Nyepi.
Upacara lainnya ialah Galungan yang dilakukan untuk memperingati terciptanya alam semesta dengan cara di rumah bersembahyang di rumah atau ke Pura sekitar. Kemudian ada upacara Kuningan biasanya berdekatan dengan hari raya Galungan. Tradisi dalam Kuningan ialah menyiapkan persembahan berwarna kuning.
6. Adat Istiadat
Sejumlah desa di Bali masih memegang teguh adat istiadat dengan kuat. Aturan-aturan adat ini disebut dengan awig-awig. Salah satu aturan yang dipegang ialah larangan mempunyai istri lebih dari satu. Jika dilanggar, maka orang tersebut akan dikucilkan pada sebuah tempat.
7. Kesenian
Ada banyak jenis kesenian di Bali, mulai dari seni tari dan seni musik yang sering ditampilkan di berbagai objek wisata. Kemudian ada seni lukis hingga seni pahat. Ada banyak museum di Bali yang khusus menampilkan
Dilihat dari seni tari saja, ada berbagai jenis tarian yang memiliki keindahan gerak maupun filosofi. Misalnya tari kecak yang sering dipentaskan oleh sekelompok penari, kemudian tari pendet, tari baris, tari barong, tari legong, hingga tari topeng.
8. Permainan Tradisional
Permainan tradisional ini masih sering dimainkan anak-anak Bali. Dikutip dari penelitian Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, permainan tradisional Bali tersebut antara lain Tok Lait Kancing, Kul Kuk, Penyu Mataluh, Meong-Meongan Kotak, dan Deduplak.
9. Manuskrip
Bali memiliki manuskrip yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, yakni manuskrip lontar. Dilansir dari Jurnal Manuskrip Nusantara di perpusnas.go.id, lontar menyimpan kekayaan pemikiran dan rohani masyarakat Bali secara tradisi. Lontar dianggap memberikan cermin kehidupan yang dapat dijadikan smerti atau contoh dan implementasi kehidupan yang patut dan tidak patut dilakukan.
10. Bahasa
Bahasa Bali merupakan satu kekayaan bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa Bali memiliki beberapa tingkatan dari yang kasar hingga sangat halus. Hal ini sangat penting di Bali karena pengucapan bahasa ini harus disesuaikan dengan siapa kita berbicara.
11. Olahraga Tradisional
Olahraga tradisional ini seperti tajog atau egrang dan bolak-balik balok. Ada juga olahraga yang berasal dari permainan tradisional deduplak. Olahraga ini sering dilombakan dalam acara tertentu di Bali.
Keragaman Budaya dan Suku di Bali
Pulau Bali yang cukup kecil ini juga terdiri dari sejumlah suku, yaitu Bali Aga, Bali Majapahit, Nyama Selam dan Loloan. Selain itu banyak pula suku pendatang di Bali yang kebanyakan berasal dari Jawa, Sasak, Tionghoa, Madura dan Melayu.
1. Suku Bali Aga
Dilansir detikBali dari disbud.bulelengkab.go.id, Suku Bali Aga adalah salah satu penduduk asli di Bali. Mereka antara lain tinggal di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Ada juga ada yang tinggal di Desa Tenganan di Kabupaten Karangasem.
Suku ini biasa tinggal di daerah terpencil yang jauh dari teknologi. Mereka masih menerapkan aturan adat secara ketat.
2. Suku Bali Majapahit
Suku Bali Majapahit merupakan masyarakat keturunan Kerajaan Majapahit yang datang dari Pulau Jawa. Bali dahulunya merupakan negara yang berada di bawah Majapahit, sehingga suku ini banyak berpengaruh dalam kebudayaan Bali. Mereka kebanyakan tinggal di dataran rendah Bali.
3. Suku Nyama Selam
Bali juga memiliki komunitas Muslim, salah satunya dari Suku Nyama Selam. Dilansir dari laman p2k.stekom.ac.id, mereka adalah penganut agama Islam, namun mereka juga menjalankan sejumlah tradisi Bali dalam kehidupan sehari-harinya.
Secara bahasa, nyama artinya saudara, selam berarti Islam. Suku ini banyak tinggal di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali.
4. Suku Loloan
Suku Loloan diperkirakan berawal dari orang Melayu yang ada di Bali sejak sejak abad ke-17. Mereka banyak tinggal di daerah Loloan Barat dan Loloan Timur, Kabupaten Jembrana, Bali. Suku ini berawal dari kedatangan empat ulama dari Dawan Sirajuddin dari Sarawak, Kekaisaran Brunei Syeikh Basir dari Yaman, Kesultanan Utsmaniyah Mohammad Yasin dari Makassar, serta Syihabudin dari Makassar.
Mereka datang dengan misi menyebarkan ajaran agama Islam di Jembrana. Raja Jembrana I Gusti Arya Pancoran mengizinkan mereka melancarkan misi tersebut dan berkembanglah suku tersebut hingga sekarang.
Ciri Khas Kebudayaan Bali
Kebudayaan Bali, mulai dari kebiasaannya, bangunannya, tariannya, semua memiliki ciri khas tersendiri. Berikut uraiannya.
1. Ciri Khas Orang
Hal yang utama, orang Bali dikenal dengan keramahannya, sehingga banyak turis senang ketika berada di Bali. Orang Bali juga erat dengan seni, bahkan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
“Orang Bali itu memang manusianya seni, hidupnya seni, sehingga lekat dengan kesenian. Kesenian itu banyak mengandung entertainment, makanya orang betah. Ibarat jika mereka ingin cari hiburan, maka datang ke Bali saja, tidak perlu menonton seni pertunjukan khusus,” kata seniman, sastrawan, sekaligus penulis buku asal Bali, Gde Aryantha Soethama saat dihubungi detikcom, Selasa (26/10/2022).
2. Ciri Khas Tarian
Seperti tarian lain dari Jawa atau Betawi, gerak pada tarian Bali juga memiliki ciri khas tersendiri. Seperti pada gerakan dasar pada tari tradisi Bali yang terdiri dari gerakan ngumbang, agem, angsel, piles, dan ngeseh. Gerakan tari Bali ini lebih dinamis dan dilengkapi dengan gerakan mata (nyeledet) seperti pada tari kecak.
3. Ciri Khas Rumah
Rumah adat Bali memiliki ciri khas yang terlihat dari pola massa yang bernama Pola Sanga Mandala atau Konsep Nata. Masalah bahan baku, orang Bali lebih suka menggunakan bahan alami, baik pada struktur, konstruksi, bahan, ornamen, dan atap.
4. Ciri Khas Pakaian
Baju adat Bali ini tidak hanya digunakan dalam pernikahan, namun juga dalam upacara-upacara adat. Biasanya orang Bali mengenakan atasan putih, meskipun ada upacara yang tidak selalu mengenakan pakaian putih.
Laki-laki mengenakan destar atau udeng, perempuan mengenakan kebaya dan selendang, bawahan laki-laki mengenakan kampuh dan kamen untuk perempuan.
Nah itu tadi berbagai kebudayaan yang ada di Bali, mulai dari adat istiadat, manuskrip, bahasa, hingga kebiasaan orang Bali lengkap beserta ciri khas kebudayaannya. Semoga menambah wawasan detikers.
Baca artikel detikbali, “Kebudayaan Bali: Keberagamaan dan Ciri Khasnya” selengkapnya https://www.detik.com/bali/budaya/d-6392476/kebudayaan-bali-keberagamaan-dan-ciri-khasnya.