Jika berkunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) Sangeh Monkey Forest, jangan lupa mampir ke Pondok Jaka yang berada di sebelah selatan Hutan Pala Sangeh. Destinasi wisata yang berada di kawasan Badung Utara, Bali itu mengandalkan rumah kuno Bali yang usianya diperkirakan mencapai ratusan tahun. “Rumah tinggal yang berada di tegalan ini namanya pondok, dan disekitarnya tumbuh pohon jaka (enau) maka disebut Pondok Jaka,” kata Pengelola Pondok Jaka, Drs. Ida Bagus Dipayana, MM.
Rumah ini terbilang kuno, sehingga sering dijadikan spot foto atau video yang jumlahnya bertebaran di media sosial. Pondok, rumah khas Bali ini masih menggunakan bahan baku tradisional, seperti tembok yang menggunakan tanah polpolan. Letak bangunannya sesuai dengan konsep rumah Bali pada umumnya, terdiri dari empat buah bangunan yakni dapur berada di sebelah selatan, Bale Dauh di sebelah barat, Bale Daje di utara sebagai rumah utama dan Bale Dangin di sebelah timur yang berfungsi sebagai tempat upacara Manusa Yadnya.
Seperti namanya, Pondok Jaka ini dikelilingi pohon jaka atau aren, sehingga suasana rumah menjadi sangat sejuk. Di rumah ini, pengunjung juga bisa menemukan beberapa peralatan pertanian tradisional, seperti tengala (alat bajak sawah tradisional). Ada pula, peralatan rumah tangga, seperti lesung (tempat menumbuk padi) dan beberapa piring dari batok kelapa. Pondok Jaka ini menyediakan fasilitas untuk kegiatan fotografi. Fotografer ataupun pembuat konten video di sini, dikenakan donasi. Dana itu, nantinya digunakan untuk pemeliharaan,” ucapnya.
Arsitekturnya yang masih alami, maka Pondok Jaka bisa menjadi salah satu destinasi wisata edukasi, khususnya tentang seni arsitektur Bali. Karena itu, Pondok Jaka sering dijadikan lokasi pemotretan baik itu foto pre wedding ataupun foto tema dengan latar belakang Bali dengan nuansa klasik. Selain itu, wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung ke sini. “Keberadaan Pondok Jaka ini mendorong terbentuknya Sangeh Traditional Activity,” imbuh mantan Bendesa Adat Sangeh itu.
Pondok Jaka ini merupakan milik warga asli di Sangeh. Karena, sebagai anak laki-laki sendiri dalam keluarga itu, maka rumah ini ditinggal ke desa lebih dari 30 tahun. Rumah ini tak terurus, sehingga atapnya rusak. “Kami hanya memperbaiki atap yang rusak dengan menggunakan alang-alang. Sementara, bangunan dapur, bale dangin dan bale dauh masih tersisa dasarnya saja, sehingga kami menambah bangunannya sesuai dengan benduk dengan bahan tradisional, yakni tembok popolan juga. Lalu, dilengkapi dengan alat-alat pertanian tempo dulu,” paparnya polos.
Untuk memberikan sesuatu yang lebih pada wisatawan, maka kawasan ini dikembangkan dengan menyiapkan tempat outbound. Pondok Jaka bisa sebagai alternative berwisata outbound jika enggan ke kawasan wisata Bedugul. Kawasan wisata alam ini tidak kalah sejuknya dengan tempat wisata outbound yang ada di Bedugul, karena memang dipenuhi dengan tanaman jaka serta tanaman lainnya, sehingga tempat itu menjadi desa benget.
Tempat wisata baru itu dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 Wita hingga 17.00 Wita. Tempat ini sering dipilih sebagai tempat reuni, arisan, acara ulang tahun dan yang paling sering adalah kegiatan kemah. Banyak wisatawan yang duduk-duduk di atas tikar, lalu membuka bekal dan makan bersama. “Kami memang mempersiapkan Pondok Jaka sebagai tempat untuk kegiatan outbonde dan kemah, sehingga menyiapkan tempat khusus untuk kegiatan tersebut di areal sekitar 1 Hekter ini,” imbuhnya.