TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pasar seni Kumbasari berada di tengah-tengah pusat keramaian Kota Denpasar tepatnya di Jalan Gajah Mada. Lokasinya berseberangan dengan Pasar Badung dan dipisahkan oleh sungai bernama Tukad Badung. Saat perang puputan Badung, sungai tersebut menjadi jalur transportasi pasukan Belanda dalam melakukan invansinya. Kini Tukad Badung telah ditata dengan baik dan menjadi destinasi wisata serta tempat rekreasi di tengah Kota Denpasar.
Pasar Kumbasari berdiri di atas lahan seluas 6.230 meter persegi dan menyimpan perjalanan sejarah yang panjang. Pasar Kumbasari dibangun pada tahun 1977. Dahulu, Pasar Kumbasari dikenal dengan nama Pasar Periuk atau Peken Payuk.
Di lantai 4 Pasar Kumbasari sebelumnya adalah sebuah bioskop. Sedangkan sekarang sudah menjadi ruang ritel setelah bioskop Kumbasari Theatre gulung tikar seiring meredupnya citra Pasar Kumbasari dengan hadirnya mall-mall di Kota Denpasar. Pasar Kumbasari pernah mengalami kebakaran pada tahun 2000. Kemudian dilakukan renovasi dan pada tahun 2001 dibuka kembali.
Pasar Seni Kumbasari adalah pasar tradisional yang tidak pernah ada tidurnya alias aktivitas pasar berlangsung selama 24 jam. Sebagian masyarakat lebih memilih berbelanja ke Pasar Seni Kumbasari sebab menjadi pasar yang terlengkap dan terbesar di Bali. Aktivitas pasar mulai dini hari sampai pagi hari yaitu aktivitas untuk berbelanja berbagai jenis sembako. Saat pukul 8 pagi hingga sore hari, aktivitas untuk berbelanja berbagai jenis kebutuhan sandang dan oleh-oleh khas Bali. Ketika sore hari hingga dini hari, adalah aktivitas untuk berbelanja berbagai jenis kebutuhan pokok, seperti bahan makanan, rempah-rempah, berbagai jenis ikan laut, dan lain sebagainya.
Pasar Kumbasari menjadi sebuah pilihan tempat berbelanja ideal bagi warga lokal maupun wisatawan. Karena berbagai kebutuhan pokok bisa ditemukan di sini, termasuk juga barang oleh-oleh kebutuhan wisatawan bisa anda temukan dengan mudah. Pasar Kumbasari dibangun 4 lantai, pada lantai dasar terdapat pedagang yang menyediakan berbagai jenis sembako. Dan pasar lantai bawah tersebut buka mulai dini hari sampai pagi hari.
Kemudian pada jam berikutnya, sekitar pukul 8 pagi berbagai kios dan los dari lantai dua sampai 4 terdapat pedagang yang menawarkan berbagai jenis barang-barang kerajinan tradisional khas lokal. Pada lantai 2 pasar seni Kumbasari khusus menjual beraneka macam jenis pakaian. Seperti pakaian adat Bali seperti udeng, kain dan destar, ditawarkan juga bed cover, sarung pantai, serta beraneka jenis tenun hasil kerajian Bali. Di lantai 3 gedung pasar seni Kumbasari, menjual beraneka macam jenis lukisan, patung, ornamen Bali seperti ukiran, sepatu, sandal, sampai tas wanita. Pada lantai 4, berbagai jenis kerajinan, pernak-pernik untuk souvenier seperti kerajinan dari bahan kerang, kertas dan beberapa juga hasil kerajinan luar Bali.
Di pasar seni Kumbasari menawarkan harga lebih murah. Apalagi jika kamu cukup pintar dalam tawar-menawar, dan disediakan juga harga khusus untuk pembelian barang grosir. Penempatan dan peruntukan kios dan barang dagangan cukup teratur.
Sehingga pembeli bisa lebih mudah untuk menemukan barang oleh-oleh yang diinginkan.
Keberadaan pasar seni Kumbasari ini, melengkapi tujuan wisata belanja bagi wisatawan yang mengagendakan tour ke wilayah kota Denpasar.
Namun demikian pasar seni ini juga menjadi tujuan warga lokal, yang membutuhkan berbagai hasil kerajinan khas Bali, termasuk juga pakaian dengan harga lebih murah.
Sumber: Sejarah Pasar Seni Kumbasari, Dulu Bernama ‘Peken Payuk’